Selasa, Maret 19, 2024
Banner-Wuling-EV-Blog

Segini Konsumsi BBM Calya, Benarkah Efisien?

by Deni Ferlindungan
Konsumsi BBM Calya

Toyota Calya, salah satu produk Low Cost Green Car (LCGC) yang cukup laris di Indonesia. Alasannya jelas konsumen membelinya, karena konsumsi BBM Calya begitu efisien untuk menunjang kebutuhan mobilitas sehari-hari.

Di samping itu, mobil LCGC juga punya harga terjangkau. Toyota Calya milsalnya dijual mulai Rp 145,49 juta hingga Rp 166,69 juta (OTR jakarta). Bukan cuma harga beli, suku cadangnya pun terjangkau dan mudah didapatkan.

Mengapa bisa demikian? Karena kandungan komponen lokalnya begitu besar. Jadi suku cadang yang tersemat di mobil-mobil LCGC umumnya sudah diproduksi secara lokal. Dengan begitu suku cadangnya pun dipastikan tidak terlalu mahal dan mudah untuk didapatkan.

Kelebihan lain dari Calya, fitur-fiturnya cukup modern. Sebut saja di varian tertinggi sudah pakai head unit layar sentuh, audio steering switch, dan sensor parkir. Tidak ketinggalan soal keselamatan, Toyota membekali Calya dengan anti-lock braking system (ABS) serta airbag.

Ditambah lagi dengan desain mobil MPV, maka kabinnya mampu menampung banyak penumpang hingga 7-orang. Jadi seluruh anggota keluarga bisa tertampung di kendaran ini.

Sisi eksterior, Toyota Calya juga menawarkan tampilan yang sportif dan juga modern. Tak kalah menarik dengan Toyota Avanza, lampu depan Toyota Calya punya desain yang tajam.

Tak sampai di situ saja, kini gril Calya dibekali dengan aksen krom seperti mobil lainnya yang dihiasi dengan logo ‘burung Garuda’ di tengahnya dan menyambung pada bagian bawah mobil yang memiliki lubang udara berbentuk trapesium.

Baca juga  Toyota Avanza Hybrid Siap Meluncur 2022?

Fitur sudah lumayan lengkap, harga terjangkau, muat banyak, desain keren, dan konsumsi BBM Calya yang efisien, tentu hal tersebut tidak bisa lagi ditolak oleh konsumen. Kalau ada dari kamu yang masih penasaran dengan seberapa irit Toyota Calya? Kami akan coba bahas di bawah ini:

Menakar Konsumsi BBM Calya

Menakar konsumsi BBM Calya

Menakar konsumsi BBM Calya

Layaknya mobil LCGC pada umumnya, konsumsi BBM Calya cenderung efisien. Ketika mengendarai Toyota Calya, rasanya pengemudi tak perlu khawatir memikirkan biaya untuk membeli BBM yang berlebihan.

Terlebih saat ini harga BBM di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dampaknya tentu membuat masyarakat akhirnya beralih ke mobil LCGC yang irit BBM.

Toyota Calya mungkin bisa jadi pilihan yang tepat, selain punya kapasitas penumpang yang lumayan besar. Konsumsi BBM Calya ternyata sangat efisien dan bisa diandalkan.

Dari hasil pengujian Moladin, konsumsi BBM Calya rata-rata menembus belasan kilometer per liter. Untuk penggunaan perkotaan, konsumsi BBM Calya sekitar 15-17 km/liter.

Catatan itu berdasarkan hasil pengujian di jalan perkotaan yang padat, yang mengharuskan mesin dalam kondisi ‘stop n go’. Catatan tersebut sejatinya cukup efisien untuk sebuah mobil MPV.

Sementara untuk penggunaan di jalur bebas hambatan seperti jalan tol. Konsumsi BBM Calya menembus 21,4 km/liter. Irit bukan?

Hasil ini diraih setelah menempuh perjalanan sejauh 128 kilometer di jalan tol Trans Jawa. Rata-rata kecepatan yang ditempuh sebesar 80 km/jam.

Baca juga  5 Fakta Menarik Mitsubishi Xpander Black Edition

Efisiensi BBM itu bukan perkara sulit didapat ketika menggunakan Toyota Calya. Pasalnya mobil ini dibekali dengan ‘eco mode indicator’.

Jika pengemudi mengikuti patokan mode tersebut, dipastikan cara berkendara kalian menghasilkan konsumsi BBM yang efisien. Bila ingin melakukan pengujian konsumsi BBM Calya, langkah ini bisa kalian aplikasikan sendiri.

Selain itu, Toyota Calya juga didukung dengan mesin yang cukup bertenaga. Memang secara kubikasi tak terlalu besar, namun rasanya masih layak untuk menunjang mobilitas keluarga ke mana saja.

Mesin 1.2 liter yang Bertenaga

interior toyota calya

Toyota Calya istimewa karena meski murah, tapi kabinnya lega dan mampu menampung 7-orang

Sebagai mobil LCGC, Calya tidak dibekali dengan mesin yang terlalu besar. Kapasitasnya cuma 1.2 liter dengan 4 silinder.  Walau demikian jantung mekanis tersebut sudah mengusung teknologi Dual VVT-i yang mampu menghasilkan performa cukup bertenaga.

Di atas kertas tenaganya mencapai 88 PS pada putaran 6.000 rpm dan torsi maksimum hingga 108 Nm pada putaran 4.200 rpm. Jadi soal performa tidak perlu diragukan lagi. Ditambah lagi konfigurasi empat silinder menjadikan getaran lebih minim.

Toyota memadankan mesin itu dengan transmisi manual 5-percepatan dan juga 4-percepatan otomatis. Jenis transmisi ini mampu menunjang konsumsi BBM Calya jadi semakin efisien.

Memang kalau bicara penggerak roda, Calya menggunakan penggerak depan (FWD). Tentu ini bakal berefek ke kemampuannya dalam menaklukkan tanjakan. Bagaimana pun juga, FWD tidak sebaik penggerak roda belakang (RWD) seperti yang dipunya Toyota Avanza.

Baca juga  Toyota bZ4X Meluncur di GIIAS 2022, Lebih Murah dari Ioniq 5?

Walau demikian, bukan berarti Toyota Calya tidak kuat menanjak. Selama kamu bisa mempertahankan momentum, melakukan perpindahan gigi dengan baik, serta tidak kelebihan beban, harusnya aman-aman saja untuk melewati jalan berbukit-bukit.

Mobil jenis ini juga diklaim menawarkan mesin yang ramah lingkungan. Setiap mobil LCGC dipastikan tidak mengeluarkan emisi yang berbahaya, sehingga tidak menyebabkan polusi. Pemerintah telah memberikan syarat rendah emisi bagi setiap mobil-mobil yang bersaing di segmen LCGC.

Selain itu, mobil LCGC memiliki harga jual yang murah. Karena mendapatkan subsidi dari pemerintah Indonesia sehingga tidak terkena biaya pajak terlalu besar.

Adapun mobil-mobil LCGC yang hingga kini masih dipasarkan seperti Toyota Calya, Daihatsu Sigra, Honda Brio Satya, Toyota Agya, Daihatsu Ayla, hingga Suzuki Karimun Wagon R. Jajaran produk-produk LCGC di atas menawarkan yang mumpuni untuk menunjang mobil perkotaan buat kalian.

Sekarang sudah tahukan konsumsi BBM Calya, sekaligus kelebihan dan kekurangannya? Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kalian.

Baca juga:

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika