Sebagai motor matik entry level, berapa Konsumsi BBM Genio? Itulah yang paling sering jadi pertanyaan konsumen sebelum memutuskan untuk beli motor.
Buat menjawabnya sungguh tidak sulit, lantaran PT Astra Honda Motor (AHM) memiliki klaim tersendiri. Dari hasil pengujian internal yang mereka lakukan dengan metode ECE R40 dan fitur idling stop system (ISS) aktif, maka diperoleh konsumsi BBM Genio 59,1 Km/Liter.
Dengan catatan tersebut, apakah Honda Genio termasuk motor matik irit? Bagaimana cara membuat kuda besi ini lebih irit lagi? Untuk jawabannya simak bahasan berikut:
Spesifikasi Mesin Honda Genio
Bila bicara konsumsi BBM Genio, mau tidak mau harus merembet ke spesifikasi mesinnya. Di atas kertas, motor matik ini pakai kubikasi 110 cc dengan konfigurasi satu silinder dan teknologi SOHC.
Jantung mekanis tersebut merupakan generasi terbaru yang dirancang khusus oleh Honda untuk memenuhi kebutuhan berkendara masyarakat perkotaan Indonesia. Tampil pertama kali pada pertengahan 2019 dan langsung digendong oleh Genio. Kini mesin yang sama juga digunakan Honda Beat generasi kelima.
Penyempurnaannya dibanding mesin 110 cc lama milik Honda, ada di rasio kompresi lebih tinggi. Kalau sebelumnya pakai 9,5:1, sekarang menggunakan 10,0:1. Lalu mesin Genio punya karakter overstroke, silindernya punya perbandingan panjang langkah yang lebih besar dari diameter (47 mm x 63,1 mm).
Alhasil performanya mantap tak dapat diragukan. Mesin Honda Genio bisa mengeluarkan torsi 9,3 Nm pada 5.500 rpm dan tenaga maksimal 9 PS pada 7.500 rpm. Bukan cuma itu, konsumsi BBM Genio pun irit.
Rangka eSAF berkontribusi Konsumsi BBM Genio Jadi Irit
Sebenarnya bila bicara performa dan irit, tidak hanya selesai di mesin. Masalah rangka pun wajib dibahas, lantaran power to weight ratio menjadi penting untuk kedua persoalan tersebut.
Kalau punya performa mesin mantap tapi bobot motor berat, tentunya akselerasinya tidak mulus. Hal ini dikarenakan kinerja mesin yang terbebani. Alhasil konsumsi BBM motor juga jadi korban.
Maka dari itu, selain memiliki mesin mantap, Honda Genio juga dibekali rangka istimewa. Pabrikan berlogo sayap menyebutnya sebagai rangka eSAF (enhanced smart architecture frame). Bobotnya ringan, karena dibuat dengan proses press serta laser welding. Pakai rangka eSAF, bobot Genio cuma 89-90 Kg tergantung varian.
Di samping menjadikan bobot ringan, rangka ini juga mampu memberi ruang yang cukup luas untuk berbagai kebutuhan lain seperti bagasi dan tangki bensin. Rangka eSAF pun sukses membuat Genio lebih menyenangkan diajak bermanuver.
Kombinasi rangka dan mesin hebat menjadikan konsumsi BBM Genio tembus 59,1 Km/Liter. Jika bensin di tangki berkapasitas 4,2 liter diisi penuh, maka dalam kondisi full tank, Honda Genio bisa melaju sampai 248,2 Km. Catatan tersebut sama jauhnya dengan perjalanan dari Jakarta ke Cirebon. Istimewa bukan?
Konsumsi BBM Genio Vs Beat, Mana Lebih Irit?
Sudah disebutkan di atas, kunci konsumsi BBM Genio irit adalah mesin dan rangka jempolan. Lalu bagaimana kalau kedua komponen tersebut hadir di motor Honda lain?
Ya, sebagaimana yang sudah kita tahu kalau mesin dan rangka Genio juga diaplikasikan ke Honda Beat. Bahkan desain pelek serta ukuran roda keduanya serupa. Baik Genio dan Beat menggunakan 80/90-14 inci di depan dan 90/90-14 inci di belakang. Total bobot keduanya pun identik.
Dari kedua motor matik tersebut, mana yang lebih irit? Kalau ada yang jawab sama irit, kamu salah!
Konsumsi BBM Genio ternyata kalah irit dibanding Honda Beat. Hal ini dikarenakan ada perbedaan pengaturan di ruang bakar. Salah satu yang dibocorkan Honda adalah Beat mendapat pengaturan istimewa di bagian air cleaner, muffler, dan sistem injeksi. Maka dari itu, konsumsi BBM Beat jauh lebih irit dari Genio, mencapai 60,6 Km/Liter.
Cara Menghemat Konsumsi BBM Genio
Memang kalau dibandningkan dengan Honda Beat, konsumsi BBM Genio sedikit lebih boros. Hanya saja bukan tidak mungkin untuk kamu membuatnya lebih irit. Cara paling mudah adalah dengan menerapkan eco riding.
Teknik eco riding berarti kamu berkendara sewajarnya agar bahan bakar lebih hemat. Caranya tidak sulit, bila ingin berakselerasi, jangan putar selongsong gas dalam-dalam. Kamu hanya perlu mengurut pelan-pelan selongsong gas sampai motor melaju cepat.
Kemudian saat melakukan deselerasi pun tidak boleh tekan rem mendadak, kecuali terpaksa. Sebaiknya kamu manfaatkan dulu pengereman mesin secara optimal. Hal ini dimaksud agar motor tidak kehilangan momentum, ketika ingin digas lagi.
Jangan lupa selalu aktif fitur ISS ketika berkendara, lantaran bisa meningkatkan efisiensi BBM Genio. Cara kerja ISS dengan menonaktifkan mesin secara otomatis ketika motor berhenti lebih dari tiga detik. Mesin bakal aktif kembali saat selongsong gas diputar.
Kelebihan Honda Genio
Di konsumsi BBM Genio irit, kelebihan lain dari motor matik ini adalah punya desain unik. Tampilannya agak retro mirip Scoopy, namun dikombinasi dengan sosok modern. Hal ini terlihat dari kemunculan panel instrumen full LED yang belum ada di produk skuter 110 cc lain milik Honda.
Kemudian yang tidak kalah menarik dari Genio, kemunculan fitur USB charger untuk mengisi daya baterai smartphone ketika berkendara. Fitur tersebut letaknya di bagasi bawah jok motor.
Ada pula lampu depan LED yang hemat daya, sehingga mampu membuat kelistrikan motor lebih stabil. LED juga menjadikan visibilitas berkendara lebih baik, terutama pada malam hari.
Bukan cuma itu, Honda Genio pun memiliki kompartemen cukup besar di dashboard. Fungsinya untuk meletakkan berbagai barang, seperti botol minum, uang, dan sarung tangan.
Lalu bicara keamanan, motor matik ini sudah dilengkapi kunci kontak bermagnet atau secure key shutter. Fitur tersebut bisa menyulitkan maling dalam membobol Genio.
Pabrikan berlogo sayap juga memberi fitur combi brake system (CBS) untuk mengoptimalkan pengereman. Cara kerja CBS dengan mengintegrasikan rem roda depan dan belakang, hanya dalam satu tuas.
Sekarang sudah tahukan konsumsi BBM Genio beserta kelebihannya, apakah kamu tertarik memilikinya? Bila iya, harga Honda Genio Rp 17,68 juta (OTR Jakarta) untuk varian CBS. Lalu khusus varian CBS-ISS Rp 18,15 juta (OTR Jakarta).