Penyebab Piston Baret – Di Indonesia, piston memiliki banyak nama. Ada yang menyebutnya seher, ada pula yang lebih awam dengan istilah torak. Komponen ini adalah sumbat geser yang terletak di dalam silinder mesin, memiliki fungsi vital dalam siklus kerja mesin. Piston bertugas memindahkan tenaga dari pembakaran mesin ke crank shaft alias poros engkol atau kruk as.
Mengingat fungsinya yang penting, piston memang harus dibuat dari bahan yang istimewa. Tidak sembarang logam bisa dipakai untuk membuat piston. Persyaratan utamanya ada tiga:
- Piston akan menghadapi tekanan ledakan hasil pembakaran yang sangat kuat di ruang bakar. Tekanan ini berlangsung secara terus – menerus selama motor dipakai. Untuk itu, bahan piston harus benar – benar kuat.
- Konstruksi piston yang ringan akan memudahkan mesin untuk mencapai putaran tinggi. Jika bahan piston terlalu berat, akan sulit untuk mencapai putaran tinggi dan kendaraan akan sulit mencapai kecepatan tinggi meski gas sudah digeber maksimal.
- Piston bekerja di ruang bakar dimana bensin dan udara bercampur menciptakan ledakan. Sudah pasti suhu di ruang bakar itu bisa sangat tinggi. Bahan piston haruslah tidak mudah memuai karena ruang geraknya yang terbatas di dalam silinder mesin. Kalau piston memuai, pergerakannya bisa menjadi seret.
Salah satu masalah yang sering muncul dari komponen satu ini adalah dindingnya yang baret atau tergores – gores. Meski kedengarannya sepele, namun piston yang baret bisa memberikan pengaruh besar terhadap performa mesin. Beberapa imbas piston baret antara lain adalah tenaga yang ngempos, motor ngebul, motor sering mogok, atau suara mesin jadi kasar.
Ada beberapa penyebab piston baret, sebagian besar sebenarnya bisa dicegah. Berikut adalah beberapa penyebab piston baret di motor kamu.
Oli mesin habis
Oli mesin punya fungsi yang cukup sederhana, menjadi bahan pelumas agar mesin berjalan mulus tanpa ada gangguan. Oli mesin juga bisa berfungsi sebagai pendingin dan penyekat antar komponen. Oli mesin didesain khusus untuk memiliki lapisan – lapisan halus yang membuat benturan antar komponen logam menjadi seminimal mungkin. Dengan begitu, oli mesin punya peran besar dalam mencegah terjadinya goresan maupun keausan.
Kehabisan oli mesin berarti lapisan pelindung itu juga turut hilang. Akibatnya, benturan antar komponen menjadi lebih keras. Di ruang silinder, di mana piston bekerja, gesekannya juga akan semakin besar karena ruang yang relatif sempit. Jadi usahakan untuk selalu menjaga oli mesin agar jangan sampai habis.
Oli mesin palsu
Setiap pabrikan motor biasanya memiliki rekomendasi oli merek tertentu untuk setiap tipe motor mereka. Namun ada juga berbagai merek oli lain yang juga menawarkan produk yang tak kalah berkualitas. Sayangnya, ada pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab dan memproduksi serta mengedarkan oli palsu. Biasanya oli palsu ini kualitasnya rendah dan tidak bisa membantu fungsi kerja motor sebagaimana mestinya. Imbasnya, komponen, termasuk piston, juga akan mudah baret.
Baca Juga :
- Perbedaan All New Yamaha Nmax 2020 ABS Vs Standar
- Komparasi Yamaha WR155R vs Honda CRF150L, Pilih Mana?
Piston dan klep bertabrakan
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan piston dan klep bertabrakan, salah satunya adalah setelan klep yang kurang tepat. Kalau ini terjadi, piston bukan cuma bisa beret, tapi juga bisa pecah. Kalau sudah pecah, mau tak mau kamu harus menggantinya dengan yang baru. Kalau tabrakan klep dan piston tidak segera ditangani, kerusakannya bisa semakin besar dengan motor yang semakin boros tetapi tenaga mesin semakin berkurang.
Usia kendaraan yang sudah tua
Sebaik apa pun perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan, namun semua komponen bergerak pada akhirnya akan bisa aus juga. Piston termasuk salah satunya. Meski selalu dirawat dengan baik, piston juga bisa baret dan aus jika sudah termakan usia. Namun ini adalah sesuatu yang wajar dan prosesnya memakan waktu yang sangat lama, bisa sampai bertahun – tahun.
Modifikasi mesin
Bagi para penggila modifikasi, cara cepat meningkatkan performa mesin adalah dengan cara bore up. Cara ini berpotensi membuat piston cepat baret, terutama jika memakai piston dengan offset yang berbeda dari bawaan pabrik. Semua produsen motor sudah memperhitungkan ukuran piston, termasuk off setnya dengan teliti. Jika modifikasi dilakukan tanpa perhitungan yang teliti juga, maka hasilnya bisa membuat piston gampang baret.
Piston diganti dari motor lain
Seperti dijelaskan sebelumnya, semua motor sudah dibekali dengan piston dengan ukuran tertentu dari pabriknya. Pergantian piston, baik bore up maupun bore down memiliki potensi untuk membuatnya menjadi lebih cepat baret. Bahkan piston dengan ukuran diameter sertaka pasitas yang sama dari motor yang berbeda juga bukan jaminan akan membuatnya lancar.
Itulah tadi beberapa penyebab piston baret yang sering terjadi di motor. Kalau mesin dirawat dengan baik dan oli diganti secara reguler, seharusnya piston juga akan awet dan tak mudah baret. Jika ingin memodifikasi mesin, kamu juga wajib untuk memperhitungkan semuanya dengan cermat agar piston tidak mudah rusak.
Buat kamu yang tertarik memiliki motor baru dengan DP murah dan promo-promo menarik lainnya dari Moladin.
Baca Juga :
- Repsol dengan HRC Dirumorkan Pisah Usai MotoGP 2020, Kok Bisa?
- 8 Peraturan Modifikasi Motor yang Perlu Kamu Tahu, Jangan Asal
- 6 Motor Mirip Harley Davidson, Harganya Lebih Murah!