Berapa sebenarnya biaya ganti oli transmisi matic? Pertanyaan ini mungkin kerap hadir dibenak kalian yang memiliki mobil dengan transmisi otomatis, maupun yang baru ingin membeli mobil bertransmisi matic.
Mengingat mengganti oli merupakan salah satu hal wajib bagi setiap pemilik kendaraan. Baik mengganti pelumas mesin maupun transmisi.
Serupa dengan oli mesin, oli transmisi juga berfungsi cukup besar dalam menunjang keamanan dan kenyamanan berkendara. Maka dari itu, wajib dilakukan perawatan oli transmisi secara berkala.
Namun sayang, masih banyak orang yang kerap lalai melakukan penggantian oli transmisi. Karena dianggap sebagai perawatan yang tidak terlalu penting, padahal sebenarnya oli transmisi sangatlah penting.
Bila diabaikan begitu saja dalam waktu yang lama, ternyata dapat berakibat fatal bagi kendaraan kalian. Sebaiknya oli transmisi matik diganti pada setiap 40.000 kilometer atau 60.000 ribu kilometer.
Dengan mengganti oli transmisi secara berkala, diharapkan dapat menjaga komponen di dalam girboks matik. Selain itu, penggantian ini juga mempengaruhi kepada kualitas kandungan oli yang mengalir di dalam transmisi.
Lalu berapa biaya ganti oli transmisi matic? Mengingat masih banyak juga konsumen atau masyarakat menganggap dana yang harus dikeluarkan cenderung besar untuk melakukan pengantian oli transmisi.
Daripada penasaran, berikut ini Moladin akan memberikan gambaran mengenai biaya ganti oli transmisi matic:
Biaya Ganti Oli Transmisi Matic Mulai Rp 1 Jutaan
Penting untuk kalian ketahui sebagai pemilik kendaraan, mengenai biaya ganti oli transmisi matic. Tujuannya tentu menambah wawasan kamu, agar setidaknya rutin bisa melakukan perawatan transmisi kendaraan.
Biaya penggantian oli transmisi matic, sejatinya memiliki banderol yang beragam. Tergantung pada bengkel dan juga merek pelumas yang kalian gunakan.
Jika penggantian oli transmisi dilakukan di bengkel resmi biasanya punya harga yang lebih mahal. Namun servis record dan penggunaan oli transmisi pada mobil sudah sesuai dengan yang disarankan oleh pabrikan.
Sedangkan bila kalian mengganti oli transmisi matik di bengkel umum atau bengkel spesialis cenderung harganya lebih murah. Mengingat ketika melakukan penggantian oli, kalian bisa memilih oli yang sesuai dengan bujet dan keinginan.
Sebagai gambaran untuk kamu, umumnya biaya ganti oli transmisi matic di bengkel umum ditentukan dengan jasa yang dipilih. Pasalnya ada dua pilihan layanan, yaitu ganti oli transmisi dan kuras oli transmisi.
Kalau hanya melakukan penggantian oli transmisi saja, biaya yang harus dikeluarkan cenderung lebih terjangkau. Karena kamu hanya perlu membeli oli transmisi sekitar 4-5 liter saja. Jadi kalian tinggal menghitung biaya oli per liternya dari bengkel tersebut. Umumnya biaya ganti oli transmisi matic sekitar Rp 700 ribu hingga Rp 900 ribuan. Kalau ditambah jasa, maka bisa Rp 1 jutaan.
Sedangkan untuk biaya menguras oli transmisi, biaya yang perlu kamu persiapkan sedikit lebih besar dibandingkan mengganti oli transmisi saja. Untuk menguras oli transmisi biasanya membutuhkan hingga 8 liter sehingga kamu perlu merogoh kocek lebih dalam. Angkanya biasa di atas Rp 1jutaan tergantung tipe dan jenis mobil. Karena setiap mobil memiliki kapasitas oli transmisi yang berbeda-beda. Setiap bengkel pun memiliki tariff atau biaya jasa yang juga beragam.
Kalau ingin menekan biaya ganti oli transmisi matic, sebaiknya kamu lakukan sendiri dirumah. Mengganti oli mesin dan oli transmisi bisa kalian lakukan sendiri, asalkan kamu mengerti langkahnya dan memiliki perkakas yang lengkap.
Gimana sekarang udah gambaran pastinya mengenai biaya ganti oli transmisi matic? Selain itu, kalian juga perlu mengetahui mengenai sejumlah dampak yang terjadi ketika telat mengganti pelumas transmisi.
Dampak Telat Mengganti Oli Transmisi dan Kenali Tanda-Tanda Kerusakannya
Setelah membahas mengenai biaya ganti oli transmisi matic, kamu juga perlu mengetahui dampak ketika lalai melakukan penggantian oli. Sejatinya kerusakan yang terjadi bisa kalian prediksi, lho!
Telat ganti oli transmisi dari batas waktu yang sudah ditetapkan, tentunya berdampak negatif bagi mobil kamu. Gejala kerusakan bisa timbul pada waktu yang tidak bisa diduga-duga.
Bisa saja terjadi bulan depan, atau bisa juga mulai terasa di tahun depan. Namun yang pasti aka nada masalah pada sistem transmisi matik.
Nah, kalau sudah mengalami kerusakan pada sistem transmisi, bukan tidak mungkin kalian akan mengeluarkan dana yang jauh lebih besar. Oleh karena itu, sebaiknya usahakan merawat transmisi otomatis sesuai dengan jangka waktu atau kilometer yang telah ditentukan.
Gejala yang umumnya biasa terjadi pada transmisi matik yang mulai mengalami kerusakan, biasanya mulai timbul kopling selip. Hal ini berpotensi menyebabkan tidak seimbangnya putara mesin dengan laju mobil.
Mesin mobil akan mengeluarkan suara yang keras, namun tidak diimbangi dengan laju mobil. Gejala lainnya kamu akan menemui hentakan gigi persneling pada waktu dipindahkan.
Kerusakan yang masih cenderung wajar, karena penggunaan normal membutuhkan overhaul transmisi. Biaya overhaul sendiri sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 jutaan, tergantung tipe kendaraan.
Nilai itu mungkin akan terasa sedikit mahal, bagi sebagian orang. Namun harga tersebut sebanding dengan kenyamanan yang bakal kamu dapatkan, setelah mengendarai mobil matic hingga 100 ribu kilometer jarak tempuhnya.
Dalam beberapa kasus, pemilik kendaraan kerap harus merogoh kocek lebih karena harus mengganti beberapa komponen yang diperlukan. Jika ada pilihan paket hemat overhaul transmisi matik yang dianjurkan.
Umumnya overhaul akan memakan biaya yang lebih besar, jika setelah penggunaan kendaraan sudah memasuki tahun ke-8 hingga 10 tahun. Kamu bisa dikenakan tariff perbaikan sebesar Rp 4 juta hingga Rp 5 jutaan.
Estimasi biaya tersebut tidak berlaku untuk mobil bermesin besar dan overhaul di bengkel resmi.
Merawat Mobil Dengan Transmisi Otomatis
Setelah kalian mengetahui besaran biaya ganti oli transmisi matic berikut dengan biaya perawatannya. Kamu juga perlu mengetahui mengenai cara merawatnya.
Pasalnya jika sudah terjadi kerusakan, dana yang perlu kalian persiapkan sangatlah besar. Jadi alangkah baiknya perlakukan transmisi otomatis mobil kalian secara tepat.
Cara merawat paling mudah, selain melakukan penggantian pelumas secara berkala. Kamu perlu memposisikan transmisi dengan benar. Hal ini perlu diterapkan dan dijadikan kebiasaan saat berkendara dengan mobil matic.
Di mana saat mobil berhenti, seperti di tengah kemacetan atau di lampu merah, maka tuas transmisi harus diposisikan ke Netral (N).
Pastikan kamu tak membiarkan tuas transmisinya ada di posisi Drive (D). Hal ini dikarenakan posisi transmisi di D saat mobil berhenti, menyebabkan kanvas koplingnya terus bergesekan.
Apabila hal tersebut sering dilakukan, maka kanvas kopling akan cepat aus. Jika sudah begini, maka transmisi otomatis tak akan bisa bekerja secara optimal lagi.
Kebiasaan lain yang kamu harus hindari supaya transmisi matic tetap awet, tidak memaksakan transmisi dalam waktu yang konstan. Perlu untuk diketahui, sistem yang ada di perangkat transmisi matic memerlukan waktu beberapa detik untuk memberi tekanan dari oli ke konverter torsi.
Proses ini bisa terganggu apabila ada tekanan besar yang diberikan secara mendadak. Karena kinerja sistem belum selesai, akibatnya katup solenoid bisa mengalami kerusakan.
Maka dari itu, kamu sebaiknya jangan langsung injak pedal gas secara dalam-dalam, ketika hendak berjalan. Dengan menghindari kebiasaan tersebut, maka kualitas katup solenoid bisa tetap terjaga dengan baik.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kalian, khususnya para pengguna mobil matik di Tanah Air.
Baca juga:
- 7 Cara Menghitamkan Ban Motor Biar Mengilap
- 5 Konsep Modifikasi Supra X-125, Mana Pilihanmu?
- Ini Takaran Oli Samping Vespa yang Tepat