Kamis, April 18, 2024
Banner-Wuling-EV-Blog

Komparasi Mobil Listrik Vs Bensin, Lebih Hemat Mana?

by Firdaus Ali
mobil listrik vs bensin - wuling air ev vs mitsubishi xpander

Membahas mobil listrik vs bensin memang menarik. Sebab hal ini masih selalu menjadi perbincangan hangat di masyarakat Indonesia, utamanya mengenai lebih hemat mana untuk dimiliki di antara keduanya.

Apalagi, saat ini harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax mengalami kenaikan cukup signifikan. Alhasil, banyak pemilk mobil bermesin bensin tebersit ingin berpindah haluan ke mobil listrik.

Nah, biar tidak bingung untuk menentukan apakah tetap menggunakan mobil bermesin bensin atau ganti dengan mobil listrik. Pembahasan mengenai mobil listrik vs bensin berikut ini mungkin bisa menjadi acuan menentukan pilihan.

Dalam pembahasan mobil listrik vs bensin berikut, kami akan mengambil yang harganya mirip-mirip yaitu Rp 300 jutaan. Untuk mobil listrik pakai Wuling Air EV, sementara mobil bensin menggunakan contoh Mitsubishi Xpander.

Dengan kata lain ini adalah perbandingan antara Wuling Air EV Vs Mitsubishi Xpander. Mana dari keduanya yang lebih hemat untuk dipunya? Berikut detailnya:

banner atas

Biaya Servis Berkala Mobil Listrik Lebih Murah dari Mobil Bensin

Mobil listrik vs bensin

Servis mobil

Pembahasan pertama mengenai mobil listrik vs bensin adalah dari sisi biaya perawatan atau servis berkalanya. Ambil contoh untuk mobil bensin terlebih dulu yaitu Mitsubishi Xpander, saat odometer sudah menyentuh angka 100 ribu kilometer, biaya servis di bengkel resmi ada dikisaran Rp 7 jutaan.

Sebagai informasi dari 0-50 ribu kilometer, Xpander ada paket gratis biaya servis lewat promo smart package. Ini sudah termasuk biaya jasa servis, suku cadang seperti oli, filter oli, filter AC, hingga filter udara.

Lalu mulai dari angka 60 ribu kilometer, biaya servisnya kisaran Rp 2,5 jutaan. Kemudian servis 70 dan 90 ribu km biaya servisnya sama yakni Rp 650 ribuan dan servis 80 ribu km, biayanya Rp 900 ribuan. Dan saat odometer mencapai 100 ribu km, biaya servisnya mencapai kisaran Rp 2,58 jutaan.

Baca juga  Ingat, Hyundai Ioniq 5 Tidak Punya Fitur Bluelink

Nah, bagaimana dengan perawatan Wuling Air EV? Biaya servis berkala yang murah, merupakan salah satu kelebihan mobil listrik. Ini dibuktikan dengan jarak yang sama dengan mobil bensin yaitu 100 ribu km, mobil listrik Wuling Air EV hanya membutuhkan ongkos perawatan sekitar Rp 4 jutaan alias lebih murah hampir 2 kali lipat dari Mitsubishi Xpander.

Hal itu disebabkan karena komponen mobil listrik lebih sedikit dibanding mobil konvensional. Salah satu contohnya, tidak membutuhkan oli mesin.

Adapun untuk detailnya yaitu servis perdana atau 5.000 km biaya servis yang harus disiapkan ialah Rp 345 ribu, yang mencangkup biaya jasa Rp 180 ribu dan oli gardan Rp 165 ribu. Kemudian untuk servis berkala selanjutnya yaitu 10 ribu km, biaya yang disiapkan Rp 240 ribu yang meliputi biaya jasa Rp 160 ribu dan servis filter AC Rp 80 ribu.

Selanjutnya, di 20 ribu km biaya servis lebih mahal yaitu Rp 559 ribu karena ada pergantian oli gardan dan minyak rem (Rp 134 ribu). Nah, untuk biaya servis 30 ribu biayanya sama dengan servis 10 ribu km, yaitu RP 240 ribu.

Sementara, untuk servis 40 ribu km, biayanya kembali ke Rp 345.000 atau seperti servis awal. Berikutnya, servis di angka 50 ribu biayanya lebih mahal yaitu Rp 454 ribu dengan cakupan jasa Rp 240 ribu, filter AC Rp 80 ribu, dan minyak rem Rp 154 ribu.

Nah, untuk biaya servis di 60 ribu km biayanya jasa Rp 200  ribu dan pergantian oli gardan Rp 165 ribu.  Sedangkan untuk biaya servis 70 dan 90 ribu km yaitu Rp 240 ribu untuk jasa dan pergantian filter AC mobil.

Berbeda dengan biaya servis 80 ribu km yang lebih mahal, yaitu Rp 559 ribu. Itu karena ada pegantian oli gardan dan minyak rem. Kemudian untuk biaya servis 100 ribu km dibutuhkan biaya Rp 345 ribu dengan cakupan ganti oli gardan dan biaya jasa Rp 160 ribu. Biaya tersebut juga belum termasuk pajak dan gratis jasa servis hingga 50 ribu km.

Baca juga  Hyundai Reunion Hadirkan N Vision 74, Reinkarnasi Pony Coupe!

Kelebihan Mobil Lisrik, Cuma Butuh Rp 150 per Km

Mobil listrik vs bensin

SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum)

Selain biaya servis berkala hingga 100 ribu km, pembahasan mobil listrik vs bensin juga akan mengulas biaya pembelian sumber tenaga. Di mana untuk mobil bensin pastilah BBM. Sementara mobil listrik adalah biaya cas baterai.

Ambil contoh untuk Wuling Air EV Long Range yang jarak tempuhnya mencapai 300 km. Di atas kertas, 1 kWh bisa menempuh jarak sekitar 10 sampai 11 km. Atau jika dirupiahkan hanya Rp 150 untuk 1 km. Ini adalah salah satu kelebihan mobil listrik dibanding mobil bensin. Jadi untuk menempuh jarak 300 km, Wuling Air EV membutuhkan rincian biaya Rp 150 x 300 Km atau Rp 45 ribu untuk 300 Km.

“Untuk setiap 1 kWh bisa tempuh 10 sampai 11 km atau Rp 150 per kilometer,” terang Danang Wiratmoko selaku Product Planning Wuling Indonesia beberapa waktu lalu di event GIIAS 2022.

Lalu, bagaimana dengan Mitsubishi Xpander, berapa biaya untuk beli BBM-nya. Berdasarkan hasil pengujian konsumsi BBM dari team Moladin, 1 liter BBM bisa untuk menempuh jarak 17,5 km.

Jadi, untuk menempuh jarak 300 km perhitungannya adalah 300 : 17,5 x Rp 10.000 (harga Pertalite) yang hasilnya adalah Rp 171.428. Sementara jika menggunakan BBM jenis Pertamax Rp 14.500 per liter akan menelan biaya Rp 248.571.

Artinya komparasi mobil listrik vs bensin di sini membuktikan bahwa isi baterai lebih murah dibanding isi BBM. Bahkan untuk melaju 300 Km, ongkos bensin mobil konvensional lebih mahal 4-5 kali lipat dibanding isi baterai mobil listrik.

Baca juga  BYD Temui Presiden Jokowi di Istana, Mobil Listrik Cina Bakal Mendominasi?

Hanya saja isi baterai Wuling Air EV butuh waktu yang tidak sebentar yaitu paling cepat 4 jam dari 20 persen ke 80 persen. inilah kekurangan mobil listrik. Pasalnya kaalu mobil konvensional cukup isi bensin di SPBU terdekat, tidak sampai 5 menit.

Kekurangan Mobil Listrik, Harga Baterainya Mahal

cas wuling air ev

Bateri Wuling Air EV memiliki garansi hingga 8 tahun

Jadi dari sisi perawatan berkala dan biaya per kilometer, mobil listrik adalah pemenangnya. Lalu apakah lebih baik beli mobil listrik? Belum tentu. Pasalnya mobil listrik juga memiliki kelemahan dalam hal harga baterai yang sangat mahal kalau terjadi kerusakan.

Memang sampai saat ini, pihak pabrikan Otomotif di Indonesia yang menjual mobil listrik belum secara gamblang menginformasikan harga baterainya. Walau demikian, kalau kita melihat berbagai kasus di luar negeri maka kemungkinan harga baterai mobil listrik bisa mencapai 50 persen dari harga mobil itu sendiri.

Kemungkinannya untuk Wuling Air EV yang dijual Rp 300 jutaan. Maka harga baterai keseluruhannya bisa Rp 150 jutaan. Namun kabar baiknya, tidak semua kerusakan baterai harus diganti keseluruhan. Untuk Wuling Air EV, kerusakan baterai bisa diganti sebagian saja.

Selanjutnya untuk memberikan rasa aman, Wuling juga memberi garansi untuk baterai selama 8 tahun atau 120 ribu Km. Jadi, kalau terjadi kerusakaan di bawah itu, maka bisa dikatakan aman alias kamu tidak keluar uang untuk ganti baterai.

Sementara kalau mobil bensin, kuncinya adalah di perawatan berkala. Bila semua komponen dirawat dengan baik, begitu juga cara berkendaranya santun, maka mobil konvensional bermesin bensin bisa tahan sangat lama. Terbukti banyak mobil tua dengan mesin bensin berkeliaran di jalanan hingga saat ini.

Moladiners, itulah ulasan mengenai mobil listrik vs bensin. Kamu pilih yang mana? Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.

banner bawah

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika