Moladin – Karel Abraham merasa khawatir dengan masa depan MotoGP Ceko, sebagai satu-satunya pembalap asal Ceko di MotoGP dirinya mengklaim bisa jadi musim ini merupakan tahun terakhir diselenggarakannya MotoGP Ceko.
Karel Abraham merupakan satu-satunya pembalap Ceko yang turun di kelas MotoGP | Foto: MotoGP
Brno jadi salah satu venue tertua di Grand Prix, secara reguler jadi tuan rumah sejak 1965, sempat lima kali tak masuk kalender di rentang waktu 1983 – 1986 dan pada 1992. Sejatinya, kontrak dengan MotoGP akan berakhir hingga 2020 mendatang tetapi kemungkinan bisa lebih cepat lantaran pemerintah Ceko memotong anggaran untuk penyelenggaraan.
[product product=”Yamaha MT 15″ images=”https://cdn.moladin.com/motor/yamaha/Yamaha_MT_15_20224_79569_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/yamaha/yamaha-yamaha-mt-15″ price=”Rp. 1.538.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]
“Bisa jadi ini merupakan balapan terakhir. Ada beberapa hal yang membuatnya sangat rumit untuk bisa mempertahankan GP Brno. Penting untuk jalin kerja sama dengan pemerintah. Hampir semua negara bagian (dalam kalender) entah bagaimana bekerja sama, tetapi pemerintah kita punya masalah. Inilah yang jadi masalah utama,” ucap Karel Abraham dikutip dari laman motorsport.
“Pemerintah tidak memberikan dukungannya secara penuh. Kita butuh dukungan financial lebih dari pemerintah. Tidak adil ketika bisnis berjalan dan menghasilkan banyak uang, sementara sirkuit justru tidak mendapatkan apa-apa, justru kehilangan banyak uang. Ini sungguh tidak masuk akal,” lanjut sang pembalap.
Sirkuit Brno Tidak Dapat Dukungan Maksimal
Karel Abraham ungkapkan bahwa kini Brno sedang hadapi situasi sulit, keuangan mereka bermasalah. Opsi jika nantinya gagal menyelenggarakan MotoGP, dirinya bakal berjuang untuk bisa masuk kalender WorldSBK. Meskipun, pembalap yang bergelar sarjana hukum berharap sirkuit ini bisa jadi tuan rumah di ajang MotoGP, Superbike dan DTM.
Sirkuit Brno tak dapat dukungan penuh dari Pemerintah | Foto: Otorace
“Kami hadapi situasi sulit, tetapi kami berusaha untuk bisa mendapatkan jatah jadi tuan rumah Superbike lagi, meskipun harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk melangsungkan acara. Mereka datang, mereka memberikan kita dua pertiga dari sebelumnya, padahal kami butuh lebih dari itu. Kami tidak memiliki kepastian perihal dukungan finansial,” ucapnya.
[product product=”Suzuki GSX 150 Bandit” images=”https://cdn.moladin.com/motor/suzuki/Suzuki_GSX_150_Bandit_20013_78211_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/suzuki/suzuki-gsx-150-bandit?” price=”Rp. 600.000,-*” description=”*DP mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]
“Jelas kami punya masalah besar, pasalnya biaya penyelenggaraan sangat tinggi. Faktor bisnis juga jadi penentu, banyak orang datang dan menanam modal tetapi mereka juga berharap keuntungan. Saya pikir sesuatu yang membanggakan bisa menyelenggarakn MotoGP, Superbike, DTM. Sayangnya, itu tidka mungkin,” papar Abraham yang merupakan anak dari pemilik Sirkuit Brno.
Baca juga;
- Temui Masalah Yang Sama, Valentino Rossi Akui Yamaha Mulai Ngedrop
- Jonas Folger Comeback Ke Sirkuit, Gantikan Pasini di Moto2 Catalunya
- Suzuki Tegaskan Tak Turunkan Tim Satelit di MotoGP 2020, Targetnya di 2021
- Pramac dan Generac Jadi Sponsor Utama MotoGP Australia 2019
- Silverstone Resmi Gelar MotoGP Hingga 2021, Kontraknya Diperpanjang Satu Tahun